Minggu, 15 Juni 2014

Cerita Seks Wajah Yang Mirip

loading...



saya ingin memperkenalkan diri saya. Nama saya adalah Adam S**** (edited) dan saya berumur 20 tahun dan saat ini saya baru saja menyelesaikan kuliah saya di Sydney, Australia dan ketika saya pulang, saya mengalami peristiwa yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup.
Menurut teman-teman saya, tampang saya mirip dengan perpaduan Chow Yun Fat (bintang film Mandarin) tetapi saya sendiri tidak begitu tahu siapakah dia itu walaupun saya adalah warga keturunan berdomisili dari Bogor karena sejak kecil sampai sekarang, saya tidak begitu suka menonton film-film Mandarin karena saya lebih menyukai film barat dan film Indonesia (mudah-mudahan tidak aneh ya).
Sewaktu saya berada di Bogor, saya merasa sedikit aneh dengan kota Bogor karena saya terlalu lama di Australia (sedikit informasi, semenjak saya SMA sampai kuliah saya berada di Australia) sehingga saya menjadi agak linglung sewaktu dijemput oleh orang tua saya. Hari esoknya, saya merasakan bosan yang amat sangat sehingga saya dengan menggunakan mobil Land Cruiser saya, saya pergi ke Jakarta seorang diri. Saya tidak tahu mengenai kota Jakarta jadinya dengan menggunakan feeling saya, sampailah saya ke sebuah mall yang disebut Taman Anggrek Mall dan saya langsung naik ke Mall setelah saya selesai memarkirkan mobil saya di pelataran parkirnya.
Lelahnya saya menyetir sendirian membuat saya akhirnya memilih duduk di sebuah cafe kecil setelah beberapa kali bertanya kepada satpam setempat tentunya. Saya memesan Cappucino dan sepiring sphagetty yang menjadi favourite saya semenjak saya bersekolah di Sydney. Ketika saya sedang menikmati kopi, tiba-tiba saya dikelilingi oleh 3 anak ABG yang tiba-tiba langsung duduk di sebelah saya tanpa permisi dulu dan tentunya saya menjadi sangat kaget. Setelah mereka duduk, mereka memperkenalkan diri nama-nama mereka. Mereka adalah Meiling, Stefani dan Rachel (mereka bertiga saya akui cukup cantik dan mereka semua memiliki ciri yang sama seperti berambut panjang, bermata sipit dan mengenakan baju tank-top berwarna muda). Setelah kami berkenalan, mereka langsung mengeluarkan sebuah buku dari tas HELLO KITTY dan saya sangat kaget ketika melihat cover buku itu karena saya melihat sebuah wajah yang mirip persis dengan tampang saya dan di sudut atasnya bertuliskan karakter China yang saya tidak mengerti apa itu artinya.
Mereka menganggap saya sebagai orang asing karena mereka selalu bertanya kepada saya dengan menggunakan bahasa Inggris. Meiling, Stefani dan Rachel meminta saya untuk menandatangani halaman pertama dari buku itu dan saya sempat bangga juga karena saya merasa memiliki fans walaupun saya tahu persis bahwa saya bukan bintang film (jangankan layar lebar, saya saja belum pernah membintangi drama di TV). Tiba-tiba tanpa saya sadari, Stefani langsung mencium pipi saya sedangkan Meiling yang berada di sebelah kiri saya mulai memegang paha saya dengan mesranya yang membuat batang kemaluan saya mendadak menjadi berdiri tegak dan untungnya mereka tidak memperhatikan situasi kejantanan saya saat itu.
Tiba-tiba, Rachel yang berwajah sangat imut itu langsung berkata kepada saya (sebaiknya saya terjemahkan saja biar kalian bisa mengerti). “Adam, kami ingin mengajak kamu ke tempat kami karena kami ingin menunjukkan sesuatu ke kamu.” Memang sih pertamanya saya menolak ajakan mereka tetapi sewaktu Meiling menarik tangan kiri saya dan Stefani mulai memeluk saya di bagian kanan dengan rengekan yang seperti anak manja itu, akhirnya hati saya menjadi cair dan mengikuti ajakan mereka. Akhirnya kami berempat pergi ke luar bersama-sama dari cafe itu setelah saya membayar apa yang kami pesan dari cafe itu tentunya.
Kami berempat pergi bersama-sama ke tempat cewek-cewek itu memarkirkan mobilnya. Di dalam perjalanan ke tempat parkir, ketiga ABG itu memeluk saya bersama-sama sehingga saya menjadi sangat risih karena saya mengetahui bahwa banyak mata yang memandangi tingkah kami. Akhirnya sampai juga kami ke lapangan parkir dan saya sangat kaget sekali karena cewek-cewek itu memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobil Land Cruiser saya. Karena saya termasuk orang yang cukup pemalu jadinya saya memutuskan untuk memilih duduk di sebelah Meiling yang menyetir mobil Kijang. Selama di perjalanan, saya menceritakan pengalaman saya di Sydney dan bahkan mereka bertanya kepada saya apakah saya pernah melakukan perbuatan “itu” atau belum dan tentu saja saya pernah melakukannya walaupun bukan dengan kekasih saya (saya melakukannya di escort agency dan itu yah semacam pelacuran gitu sih).
Sewaktu saya menceritakan kisah-kisah saya di Sydney, tiba-tiba saya mendengar Rachel dan Stefani mendesah-desah tidak karuan dan ketika saya menengok ke belakang, saya kaget sekali karena saya melihat mereka berdua mulai mengelus-elus bagian kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam mereka. Desahan dan erangan kenikmatan mereka mulai membangkitkan hasrat seks saya yang telah saya simpan selama 6 bulan lamanya tetapi walau bagaimanapun saya tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi saya yang sangat susah untuk ke belakang sehingga tangan saya yang sudah tidak bisa dikontrol lagi langsung mengarah ke bagian bawah tubuh Meiling yang sedang menyetir dan mulai merabanya dengan mesranya sehingga hal ini membuat Meiling menjadi tidak konsentrasi karena dia mulai merem-melek tidak keruan dan mobil yang dikemudikan mulai oleng ke kanan dan ke kiri (untungnya tidak terjadi kecelakaan ya?). Tiba-tiba saya tidak tahu apakah itu takdir atau apa namanya, ketika mereka bertiga klimaks secara bersamaan, mobil Kijang milik Meiling berhenti di sebuah villa yang letaknya di belakang Taman **** (edited).
Di dalam villa yang cukup besar itu, kami disambut oleh seorang perempuan tua yang ternyata adalah pembantu rumah tangga dari rumah besar itu. Akhirnya kami bertiga masuk ke dalam rumah itu dan Meiling mengajak saya dan teman-temannya ke kamar mereka. Ternyata, mereka bertiga ini masih bersaudara satu sama lain dan rumah itu adalah rumah mereka sementara orangtua mereka sangat sibuk sekali dengan urusan bisnis eksport-import di negara Paman Sam, sehingga selama beberapa minggu, mereka hanya tinggal bertiga bersama dengan wanita tua yang bekerja PRT dan kakek tua yang bekerja sebagai satpam di rumah villa itu.
Di dalam kamar mereka yang megah besar itu, saya bisa memperhatikan banyaknya wajah-wajah bintang film asia yang terpajang di kanan kiri dinding. Saya dapat dengan jelas membaca nama-nama aktor yang dipajang di kamar mereka seperti Andy Lau, Chow Yun Fat, Tony Leung, Aaron Kwok dan masih banyak lagi. Saya kemudian bertanya kepada mereka mengapa mereka memiliki poster sebanyak itu dan mereka akhirnya menjelaskan bahwa mereka membawa saya karena wajah saya yang mirip persis dengan Chow Yun Fat dan mereka memajang poster itu karena setiap malam mereka selalu ……bermasturbasi ria sambil memperhatikan poster wajah-wajah aktor tersebut. Dari penuturan mereka ini, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa mereka bertiga ini adalah wanita binal yang cukup haus akan seks.
Ketika saya masih bingung dengan penjelasan mereka, Stefani mulai mendekati saya dan mulai menciumi saya sambil dianya mengelus-elus “barang” saya yang masih tertutup oleh celana panjang saya yang membuat “anu” saya menjadi sangat tegang dan menantang. Hal ini membuat Meiling dan Rachel yang melihat keadaan ini menelan ludah mereka karena melihat saya yang sedang “berdiri”. Saya menjadi ingin nekat. Waktu dia masih merem, saya mendeketkan bibir saya ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kami. Karena mungkin memang sudah jago, Stefani malah mengajak french kiss. Lidah dia masuk ke mulut saya dan bermain-main di dalam mulut. Sial, jagoan dia daripada saya. Masa saya dikalahkan sama anak ABG sih. Sambil kami ber-french kiss, saya berusaha memasukkan tangan saya ke balik bajunya. Ukuran payudaranya tidak begitu besar, tapi sepertinya sih seksi. Soalnya badan Stefani itu tidak besar tapi tidak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu payudaranya, langsung saya pegang dan raba-raba. Tapi masih terbungkus sama branya. “Baju elo gua buka ya?” tanya saya. Dia mengangguk saja sambil mengangkat tangannya ke atas. Saya buka bajunya. Sekarang dia tinggal pakai bra warna pink dan celana panjang yang masih dipakai. Shit! kata saya dalam hati. Mulus sekali! saya buka saja branya. buah dadanya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung saya jilati buah dadanya, dia mendesah, saya menjadi makin terangsang. Kami langsung jatuh di ranjang yang tidak jauh dari tempat kami ciuman.
Langsung saya membuka celana dia dan CD-nya. Kami langsung mengambil posisi 69. Saya membuka belahan liang kemaluannya dan terlihatlah klitorisnya seperti bentuk kacang di dalam liang kemaluannya itu. Ketika saya menyentuh dengan lidah, dia mengerang, “Ahhh… Chow Yun Fat sayangg.. enakk banget…” desahnya. Saat itu juga dia langsung menjilati punya saya. Dia menjilat kepala kemaluan saya dengan perlahan. Uuhhh, enak benar. Lalu dia mulai menjilati seluruh dari batangan saya. Lalu dia masukkan punya saya ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohh… gila benar. Dia ternyata berbakat. Hisapannya membuat saya jadi hampir keluar.
“Stop… eh, Say, stop dulu,” kata saya.
“Lho kenapa?” tanyanya.
“Tahan dulu entar Chow Yun Fat keluar,” jawab saya.
“Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi.
“Entar game over,” kata saya.
Kemudian gantian saya yang meneruskan menghisap liang kemaluannya dan klitorisnya. Dia terus menerus mendesah dan mengerang. “Chow Yun Fattt… terus Say… di situ… iya di situ… oohhhh… ssshh…”
Saya terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut saya. Sambil matanya merem melek. Di sisi lain, saya bisa menyaksikan Rachel dan Meiling yang sedang bercengkrama satu sama lain dan saya baru mengerti kalau mereka ternyata adalah kaum biseks. Saya membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Kelihatan bibir kemaluannya yang masih sempit itu. Saya arahkan ke lobang kemaluannya. Begitu saya menyentuh kepala kemaluan saya ke liang kemaluannya, Stafani menarik nafas panjang, dan kelihatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya Stef…” Langsung saya mendorong kemaluan saya masuk ke dalam liang kemaluannya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit sekali. Saya terus mencoba mendorong kemaluan saya dan… “Bleess…” masuk juga kepala kemaluan saya.
Stefani agak teriak, “Akhhh sakit Chow Yun Fattt…”
“Tahan ya stef…” kataku.
Saya terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu saya ke dalam selangkangan fans yang mengira saya adalah Chow Yun Fat.
“Ahhh… Yun… sakit Chow Yunnn… ahhhh.”
Setelah masuk, langsung saya goyang maju mundur, keluar masuk liang kemaluannya. “Ssshhh… sakittt Yun Fatt… ahhh… enak… terusss… goyang Hunn…” Dia jadi mengerang tidak karuan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kami ganti dengan posisi an****. Stefani kemudian saya suruh nungging dan saya masukkan ke liang kemaluannya lewat belakang. Setelah masuk, terus saya langsung genjot. Tapi dengan keadaan dogstyle itu ternyata dia langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam liang kemaluannya itu seperti menarik anu saya untuk lebih masuk. “Ahhh… ahhha… aku lemas.. aku sayang kamu, God of Gambler,” rintihnya dan dia jatuh telungkup.
Kemudian Meiling mendekati saya sementara Rachel saya lihat sudah tiduran mungkin dia juga sudah klimaks seperti kakaknya, Stefani. Meiling dengan tubuhnya yang masih bugil kemudian mendekati saya dan menciumi saya dan kali ini dia menganggap saya sebagai suaminya. Dengan tiba-tiba dia memeluk saya. Mulutnya yang mungil langsung menyambar mulut saya dan melumatnya, sekian detik saya terpana, tapi segera saya sadar dan balas melumat bibirnya. Ciumannya makin ganas. Lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahu saya, saya mulai beraksi. Tangan saya bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibir saya yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih. Saya menggelitik belakang telinganya dengan lidah saya. “Meiling istriku, aku sayang kamu,” saya bisikkan kalimat mesra di telinganya. “Suamiku, aku pun sayang kamu,” suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit. Senjata saya yang sudah kaku perlahan dikocoknya. Saya merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjata saya, tangan satunya membuka kancing baju saya. Mulutnya yang basah menciumi dada saya dan menjilati puting saya. Sesekali Meiling menghisap puting saya. Aliran darah saya semakin panas, gairah saya makin terbakar, “Tahan sebentar, hub,” Meiling melepaskan jilatan lidahnya di dada saya dan langsung memasukkan senjata saya ke dalam liang kemaluannya yang sempit, Hangat dan menggigit. Saya tahan pantat saya. Saya menikmati remasan kemaluannya di kemaluan saya. Perlahan saya tekan pantat saya, senjata saya amblas sedalam-dalamnya. Gigi Meiling yang runcing tertancap di lengan saya saat saya mulai menaik-turunkan pantat saya dengan gerakan teratur.
Remasan dan gigitan liang kemaluannya di seluruh batang senjata saya terasa sangat nikmat. Saya balikkan tubuhnya. Kini tubuh Meiling menghadap ke samping. Senjata saya menghujam semakin dalam. Saya angkat sebelah kakinya ke pundak saya. Batang senjata saya amblas sampai mentok di mulut rahimnya. ……Puas dari samping, tanpa mencabut senjata saya, kuangkat tubuhnya. Dengan gerakan elastis kini saya menghajarnya dari belakang. Tangan saya meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjata saya keluar masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangat saya semakin bertambah. Ketika saya rasakan ada yang mau keluar dari kemaluan saya, segera saya cabut senjata saya. “Pllllop!” Terdengar suara saat senjata saya dicabut. Mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Meiling mencengkram senjata saya. “Achhhh, kenapa… aku sedikit lagi,” protes Meiling. Dia langsung mendorong tubuh saya. Kini saya terlentang di bawah, dengan sigap Meiling meraih senjata saya dan memasukkannya ke dalam lubangnya sambil berjongkok. Kini Meiling dengan buasnya menaik turunkan pantatnya, sementara saya di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang saya terima dari gerakan Meiling, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, saya bertahan sekuat mungkin. Satu jam sudah berlalu saya lihat Meiling semakin cepat bergerak, cepat, cepat hingga akhirnya saya merasakan semburan hangat di senjata saya saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang. “Oh… aku puas, Hun, sangat puas,” tubuhnya tengkurap di atas tubuh saya. Namun senjata saya yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kemudian di saat dia hendak menghentikan aksinya, saya terus menggenjot tubuhnya sehingga tak lama kemudian saya menyemprotkan seluruh sperma saya ke dalam tubuh Meiling sehingga saya berteriak keras sambil mencium bibir mungil Meiling yang disambut dengan nafsunya.
Akhirnya Meiling tertidur pulas bersama-sama dengan Stefani dan Rachel. Walaupun saya belum berhubungan mesra dengan Rachel yang asli lesbian ternyata, tetapi saya sudah puas dapat berhubungan badan dengan saudara kandung yang seksi dan menggairahkan dan semuanya ini terjadi hanya karena wajah saya yang menurut mereka mirip dengan Chow Yun Fat

Cerita Seks Wajah Yang Mirip Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar